ANALISIS PERBANDINGAN MENGGUNAKAN METODE MOORA DAN WASPAS PEMILIHAN BIBIT SAPI POTONG TERBAIK

Afrisawati Afrisawati, Sahren Sahren

Abstract


Abstract: The need for fulfilling the quantity and quality of beef in Indonesia is still very less than the supply of beef in Indonesia, for 2020 alone the demand for beef in Indonesia is around 700,000 tons while the domestic supply is only 400,000 tons, from that Indonesia is still 300,000 tons less. Therefore, to meet the beef needs, an additional supply of beef is needed by importing beef from abroad in the form of processed meat and prospective beef breeders. The problem experienced by independent local breeders is the selection of the best cattle breeds The process of selecting cattle breeds conducted so far by farmers is still manual and traditional. They did this because of the lack of qualified knowledge to choose the best beef breed based on certain criteria and which alternative cow options are suitable for beef cattle. So that the process of enlarging cattle breeds becomes shorter in time with maximum results. The technology used is using the MOORA and WASPAS methods as a comparison in determining the best beef cattle breeds. The method is expected to produce a comparison so that the results obtained from a more accurate method in selecting the best beef breeders in order to advance the local independent livestock business in particular and become self-sufficient beef in general.

 

Keywords: Beef Cattle; decision support system; MOORA; WASPAS

 

Abstrak: Kebutuhan akan pemenuhan kuantitas dan kualitas daging sapi di indonesi sangat masih kurang dari persedian sapi yang ada di Indonesia, untuk tahun 2020 ini sendiri kebutuhan akan daging sapi di Indonesia sekitar 700.000 ton sementara persedian dalam negeri hanya mencapai 400.000 ton, dari itu Indonesia masih kurang 300.000 ton lagi. Oleh karena itu, untuk mencukupi kebutuhan daging sapi tersebut diperlukan tambahan suplai daging sapi dengan melakukan impor daging sapi dari luar negeri baik berupa daging olahan maupun bakalan calon bibit sapi. Masalah yang dialami oleh para peternak lokal mandiri yaitu pemilihan bibit sapi terbaik Proses pemilihan bibit sapi yang dilakukan selama ini oleh peternak masih dengan cara manual dan tradisional. Hal tersebut mereka lakukan Karena kurangnya pengetahuan yang mumpuni untuk memilih bibit sapi terbaik berdasarkan kriteria-kriteria tertentu dan beberapa pilihan alternatif sapi mana yang cocok untuk dijadikan sapi potong. Sehingga dengan demikian proses pembesaran bibit sapi menjadi lebih singkat waktunya dengan hasil yang maksimal. Teknologi yang digunakan yaitu menggunakan metode MOORA dan WASPAS sebagai pembanding dalam menetukan bibit sapi potong terbaik. Dari metode tersebut diharapkan menghasilkan perbandingan sehingga didapat hasil dari metode yang lebih akurat dalam pemilihan bibit sapi terbaik demi memajukan usaha peternakan mandiri lokal secara khusus dan menjadi swasembada daging sapi secara umum.

 

Kata Kunci: bibit sapi; sistem penunjang keputusan; MOORA; WASPAS

 


Full Text:

PDF

References


D. Priyanto, “Strategi pengembangan usaha ternak sapi potong dalam mendukung program swasembada daging sapi dan kerbau tahun 2014,” J. Litbang Pertan., vol. 30, no. 3, pp. 108–116, 2011.

BADAN PUSAT STATISTIK, Distribusi Perdagangan Komoditas Daging Sapi Indonesia Tahun 2018. 2018.

Afrisawati, A., & Irianto, I. (2019). Pemilihan Bibit Ternak Sapi Potong Melalui Kombinasi Metode AHP Dan Metode MFEP. Jurteksi (Jurnal Teknologi dan Sistem Informasi), 6(1), 43-50. doi: 10.33330/jurteksi.v6i1.392.

S. N. Sains, E. S. Nasution, S. U. Lubis, and P. T. Informatika, “Sistem Pendukung Keputusan Penerima Bantuan Siswa Miskin Menerapkan Metode WASPAS dan MOORA,” pp. 719–727, 2018.

K. N. A. Nur, S. R. Andani, and P. Poningsih, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Bibit Lele Terbaik Menggunakan Metode MOORA (Multi-Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis) dan WASPAS (Weight Aggregated Sum Product Assesment),” Sist. Pendukung Keputusan Pemilihan Bibit Lele Terbaik Menggunakan Metod. MOORA (Multi-Objective Optim. Basis Ratio Anal. dan WASPAS (Weight Aggregated Sum Prod. Assesment), vol. 2, no. 1, pp. 177–185, 2018,

doi: 10.30865/komik.v2i1.942.

W. K. M. Brauers and E. K. Zavadskas, “The MOORA method and its application to privatization in a transition economy,” Control Cybern., vol. 35, no. 2, pp. 445–469, 2006.

J. Afriany, L. R. B. Sinurat, I. Julianty, and E. L. Nainggolan, “Penerapan MOORA Untuk Mendukung Efektifitas Keputusan Manajemen Dalam Penentuan Lokasi SPBU,” JURIKOM (Jurnal Ris. Komputer), vol. 5, no. 2, pp. 161–166, 2018.

P. Simanjuntak and I. Mesran, “Penentuan Kayu Terbaik Untuk Bahan Gitar Dengan Metode Weighted Aggregated Sum Product Assessment (WASPAS),” J. Ris. Komput., vol. 5, no. 1, pp. 36–42, 2018.

S. Barus, V. M. Sitorus, D. Napitupulu, M. Mesran, and S. Supiyandi, “Sistem Pendukung Keputusan Pengangkatan Guru Tetap Menerapkan Metode Weight Aggregated Sum Product Assesment ( WASPAS ),” Media Inform. Budidarma, vol. 2, no. 2, pp. 10–15, 2018.

A. Jayant, S. Singh, and S. K. Garg, “An integrated approach with MOORA, SWARA, and WASPAS methods for selection of 3PLSP,” Proc. Int. Conf. Ind. Eng. Oper. Manag., vol. 2018, no. JUL, pp. 2497–2509, 2018.




DOI: https://doi.org/10.33330/jurteksi.v6i3.827

Article Metrics

Abstract view : 1827 times
PDF - 2040 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STMIK ROYAL 

Copyright © LPPM STMIK ROYAL

 

Lisensi Creative Commons
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.