IDEOLOGI GENDER PADA PEREMPUAN BATAK KARO DAN PEREMPUAN JAWA DI DESA PURWOBINANGUN (KAJIAN WACANA KRITIS)

Abstract

Abstrak :Masyarakat suku Karo  dikenal dengan masyarakat pekerja keras, di mana mayoritas mata pencahariannya sebagai petani oleh karena itu ia sangat jujur terhadap keadaan alam. Kejujuran itu dikenal dengan ungkapan adat “ Mbuah page ni suan, merih manuk ni asuh “ ( berlimpah pertanian yang dihasilkan dan berkembang biak ayam yang diternakan). Dalam  Idiologi Gender   pada Perempuan Batak Karo dan Perempuan Jawa di Desa Purwobinangun: Kajian Wacana Kritis  dipahami bagaimana perempuan Karo dan Jawa jauh sangat berperan dalam menghidupi kebutuhan rumah tangga dibanding dengan laki laki Karo dan laki-laki Jawa yang tinggal di pedesaan, makanya perempuan Karo dan Jawa dikenal dengan perempuan yang pekerja keras. Idiologi gender antara kaum laki-laki dan kaum perempuan Karo di desa Purwobinagun,  secara umum dapat dikatakan kajian perempuan atau analisis gender mencoba mengangkat  kepermukaan sehingga keadilan dan kesetaraan gender secara struktural dan kultural dapat diwujudkan. Dengan kata lain dapat dikatakan analisis  gender bukan sekedar kajian tentang perempuan, tetapi juga kajian terhadap isu perempuan, perspektif perempuan, kepentingan perempuan,perbaikan kedudukan dan peran perempuan, sejarah perempuan, sosok perempuan. Dalam penelitian ini akan membahas “ idiologi gender  pada perempuan Karo dan Enik Jawa di Desa Purwobinangun: kajian wacana kritis”.

Kata Kunci : Idiologi Gender, Perempuan Karo, Perempuan Jawa, Wacana Kritis.