STEREOTIPE PERAN GENDER KOMUNITAS NELAYAN DALAM MENGHADAPI KERENTANAN HIDUP DI KOTA BENGKULU

Sri Narti, Fera Indasari

Abstract


Abstrak:Aktivitas nelayan di Indonesia, menunjukkan bahwa kegiatan melaut semua dilakukan oleh laki-laki, keterlibatan perempuan hanya pada persiapan bekal makanan, dan kegiatan pasca tangkap yaitu pelelangan, pengolahan serta pemasaran. Artinya, pembagian kerja gender masih berdasarkan kepantasan pekerjaan perempuan dan laki-laki, Handayani, dkk (2015). Penelitian ini membahas tentang stereotipe gender dalam komunitas nelayan ketika menghadapi kerentanan hidup di Kota Bengkulu.Objek penelitian ini adalah komunitas nelayan Kota Bengkulu. Penelitian dianalisis dengan menggunakan teori stereotipe gender yang menekankan pada relasi dan peran gender yang tidak sama sehingga menyebabkan tingkat kerentanan terhadap laki-laki dan perempuan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui stereotipe peran gender wanita dalam komunitas nelayan di Kota Bengkulu. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perubahan stereotipe seiring berjalannya waktu,dimana banyak wanita pada komunitas nelayan ikut membantu suami dalam menjalankan tugas mencari nafkah akan tetapi pergerseran stereotipe ini masih dikatakan tidak adil, karena banyak dari kaum laki-laki pada komunitas nelayan yang bisa menerima bahwa perempuan mampu mencari nafkah akan tetapi laki-laki tetap pada stereotipe lama bahwa pekerjaan rumah tangga merupakan pekerjaan kaum wanita dan anti untuk dilakukan oleh kaum laki-laki.

 

Kata Kunci : Stereotipe, Gender, Komunitas Nelayan


Full Text:

PDF

References


A. Samovar & E. Porter dalam Mulyana (2000), h.218

Bell dan Blaeure dalam Sari, Dyah Nurlita. (2010). “Konstruksi Gender dalam Film Indonesia (Konstruksi Relasi Gender dalam Film Perempuan Berkalung Sorban),” CommLine 1 hal. 171-188.

Butler, Judith .(2002). Gender Trouble: Feminism anh the Subversion of Identify. Taylor & Francis e-Library.

Fakih, M (2013). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Pustaka Pelajar, Jogyakarta

Handayani, T dan Sugianti (2015). Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Malang, Universitas Muhammadiyah Malang.

[ILO] International Labor Organization. 2002. Globla report under the fellow-up to the ILO decleration on fundemantal principles and right at work: a future without a child labour. Geneva: Labour Conference.

Mahanani, S. (2003). Keadilan Agraria Bagi Petani dalam Konteks Perempuan Petani dan Pengaturan Sumber Agraria (Tanah). Jurnal Analisis Sosial, Vol. 8, Edisi 2 Oktober 2003.

Miles, M.B, Hubberman, A.M, dan Saldana, J. (2014) Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publications. Terjemahan Tjetjep Rohindi, UI Press.

Nawawi, Hadari, (2012), Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press,

Ossira, Yessilia and Desy, Afrita and Novi, Hendrika Jayapura (2015).” INDUK SEMANG”. Sebuah Model Perlindungan Sosial Bagi Kelompok Nelayan Jakat Makmur Kota Bengkulu, Journal PEKSOS, 13 (1).PP. 1-14.ISSN 1412-5153.

Ollenburger, C.Jane dan Helen A. Moore, (2002). Sosiologi Wanita. Jakarta; Bina Aksara

Richmond-Abbott, Marie, (2008). Masculine & Feminine: Gender Roles Over The Life Cycles (2nd ed.), McGraw-Hill, Ind, New York.

Sunarto, (2010). Stereotipasi Peran Gender Wanita dalam Program Televisi Anak di Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, September – Desember 2010, halaman 233 – 245.

UU RI NO. 7 Tahun 2016 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudiyaaan Ikan dan Petani Garam.


Article Metrics

Abstract view : 534 times
PDF - 670 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.